TK Di Jakarta, TK Di Bandung
ORANGTUA VS TEMAN ANAK OLEH TK DI JAKARTA TK DI BANDUNG
Pengaruh orangtua terhadap anak bisa menjadi tersaingi atau bahkan terkalahkan oleh pengaruh teman. Bisa jadi nilai-nilai baik yang telah ditanam oleh orangtua kepada anak menjadi bubar dan anak lebih mencontoh perilaku teman-temannya.
Teman dengan perilaku baik akan memberi pengaruh baik pada anak, sebaliknya teman berperilaku buruk akan memberi pengaruh buruk pula pada anak. Hal ini dengan tegas diingatkan oleh Rasulullah :
“Perumpamaan teman yang sholeh dengan teman yang buruk bagaikan pembawa minyak kasturi dengan peniup api. Pembawa minyak kasturi, baik dia memberimu atau engkau membeli darinya, engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup api, baik ia akan membakar pakaianmu ataukah tidak, engkau akan mendapatkan bau busuk darinya.” (HR. Bukhari Muslim)
“Jauhilah olehmu teman yang buruk. Karena, sesungguhnya engkau akan dikenal dengannya.” (HR. Ibnu ‘Asakir)
Pergaulan anak-anak dengan teman-temannya merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Karena salah satu kebutuhan anak-anak adalah bersosialisi mengenal lingkungan diluar lingkungan keluarga untuk pertumbuhannya. Secara psikologis, kebutuhan anak-anak terhadap seorang teman sangatlah besar, bahkan anak-anak rela merubah dirinya sesuai kehendak temannya agar ia bisa diterima dan diakui diantara teman-temannya, meskipun hal itu harus mengingkari nilai-nilai baik yang pernah ditanamkan orangtua.
Hati orangtua mana yang tak sakit ketika mereka sadar bahwa anaknya lebih menuruti kata-kata temannya dibandingkan kata-kata orangtua. apalagi teman-temannya itu memberi pengaruh yang tidak baik.
Lalu bagaimana agar anak-anak terhindar dari pengaruh teman-teman yang buruk?
1. Bangun kedekatan orangtua dan anak dengan komunikasi efektif.
Komunikasi efektif semestinya dibangun sedini mungkin pada anak, sejak anak lahir komunikasi efektif sudah dilakukan.
Apa itu komunikasi efektif ? komunikasi efektif adalah antara pembicara dan pendengar memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Misal : “adik tampaknya sedang senang?” “iya mah, aku senang karena tadi pagi bu guru memberi aku hadiah”
Komunikasi efektif ditandai dengan pengertian lalu menimbulkan kesenangan karena merasa dihargai, kenyamanan dan memperkuat hubungan sosial.
Berikut cara komunikasi efektif :
a. Berikan kesan bahwa kita antusias berbicara dengan anak
b. Gali atau cari tahu minatnya
c. Kenali dan pahami bahasa tubuh dan perasaan mereka
d. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang anak ceritakan
e. Kontak mata penuh kasih sayang
f. Posisi dekat saat berbicara
g. Beri senyuman terbaik
h. Beri motivasi atau saran bermanfaat
Inilah yang pertama kali harus dibangun oleh orangtua dengan anak, anak merasa dihargai, merasa nyaman saat dekat dan berbicara dengan orangtua sehingga terbangun kedekatan yang kuat antara orangtua dan anak. Jika sudah seperti ini anak mudah menceritakan apapun mengenai pengalaman sehari-harinya.
2. Konsisten dan kontinyu menanamkan nilai-nilai baik melalui keteladan.
Menanamkan nilai-nilai baik layaknya kita menanam pondasi pada anak. Tentukan nilai-nilai apa saja yang akan orangtua tanam pada anak. Contoh nilai-nilai baik :
a. Allah selalu melihat aku
Cara orangtua memberi teladan : tidak menyakiti hewan, Allah maha melihat
b. Jujur
Katakan mama/papah suka sekali dengan anak yang jujur karena Allah pun suka. Tidak memarahi anak saat anak jujur melakukan kesalahan, beri apresiasi pada kejujurannya, dan dengarkan anak bercerita mengapa ia melakukan kesalahan.
c. Saling menyayangi
Beri tauladan dengan orangtua yang rukun saling membantu, memberi perhatian dan hindari pertengkaran atau bentakan didepan anak.
d. Berani berkata “tidak” pada ajakan buruk
Ketika anak ingin melakukan permainan yang berbahaya, orangtua tegas mengatakan tidak dan jelaskan karena berbahaya. Tanamkan pula pada anak untuk berani mengatakan “tidak” jika teman-teman mengajak tidak baik.
3. Pilih lingkungan rumah dan sekolah yang baik.
Adalah anak-anak bahwa mereka mudah meniru, dan adalah anak-anak mereka butuh diakui di lingkungan yang baru (lingkungan main menjadi lingkungan baru setelah mengenal lingkungan keluarga).
Dilingkungan rumah, orangtua bisa mengarahkan kemana anak akan bermain dengan cara mengajaknya bersilaturahmi ke rumah tetangga yang baik akhlaknya dan harmonis keluarganya.
Lingkungan sekolah, orangtua pun sebelum memilih sekolah untuk anak, perlu melihat bagaimana perilaku kebanyakan dari anak-anak di sekolah tersebut.
Kepada teman yang baik, orangtua harus mencari cara agar terjalin keakraban antara anak dengan teman yang baik, seperti dengan cara membelikan makanan untuk dinikmati bersama-sama atau cara lainnya.
Orangtua memberi pengertian pada anak tentang kriteria teman yang baik dan yang buruk, hal ini harus diingatkan terus menerus.
4. Kenali teman-teman anak.
Orangtua harus mengenali teman-teman anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengundang mereka bermain di rumah. Orangtua pun perlu mengenal orangtua dari teman-teman anak, dengan cara mengantar mereka pulang dan berkenalan dengan orangtuanya, bertukar handphone dan menjalin komunikasi.
5. Kontrol sembunyi-sembunyi.
Orangtua sesekali perlu mengontrol ruang kamar anak, memeriksa buku-bukunya, membongkar lemarinya, mungkin saja ada sesuatu yang disembunyikan atau dirahasiakan anak dari kita orangtua. Hal ini dilakukan tanpa sepengetahuan anak.
Kontrol sembunyi-sembunyi pun dapat dilakukan dengan menggali informasi dari wali kelas di sekolah, sempatkan setidaknya 1 bulan sekali berkonsultasi dengan wali kelas mengenai pergaulan dan perkembangan anaknya. Kemudian, dapat dilakukan pula dengan menggali informasi dengan orangtua teman-teman anak. Tentunya hal ini tanpa sepengetahuan anak.
6. Posisikan orangtua sebagai sahabat anak.
Kembali kepada point kesatu “Bangun kedekatan orangtua dan anak dengan komunikasi efektif”. Tunjukkan bahwa kita sangat peduli dan meghargainya, kita orangtua adalah sahabatnya yang kapanpun siap mendengarkan cerita-ceritanya dan memberikan kenyamanan padanya.
Anak adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepada kita orangtua. Sebaik-baik kita menjaga anak, tetaplah kita memohon pertolongan Allah untuk menjaga anak kita, menjaga agamanya, menjaga akhlaknya, menjaga fisik dan menjaga psikisnya, karena Allah adalah sebaik-baik penjaga. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang menjadi penyejuk hati. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar